Utang negara yang banyaknya minta ampun, siapa yang membuatnya? Rakyat? Bukan. Tapi pemerintah. Dengan dalih yang sama, mensejahtrakan rakyat. Tapi nyatanya hal itu tidak benar. Banyak uang yang dipinjam justru masuk ke kantong sejumlah oknum. Yang sampai pada rakyat hanya ampas-ampasnya. Jalan raya dan fasilitas umum rusak semua. Padahal tugas pemerintah kan itu, menciptakan infrastruktur. Sederhana sekali. Yang membuat mutakhir adalah para individu dan swasta. Untuk menjalankan tugas sederhana seperti itu saja, pemerintah tidak mampu melakukannya, padahal sudah utang sana-sini. Tarik pajak dan menaikan inflasi hingga rakyat berteriak. Yang parahnya, setelah mengutang banyak hal, dan memasukan uang-uang dalam kantung sendiri, rakyat kemudian diperas untuk membayar utang yang dibuat pemerintah. Di mana adilnya hidup?
Terus orang pemerintah kebanyakan pada belagu. Maunya dihormati, disanjung, minta dihargai melalui segala acara protokoler, padahal siapa mereka? Apa hak yang mereka punya sampai harus mendapat perlakuan macam itu? Apa yang sudah mereka lakukan sehingga rakyat harus menyanjung mereka? Nothing. They just make misery, and we must honor them for that? Crazy.
kita tidak butuh pemerintahan yang protokoler dan birokratis
atau malah kita tidak butuh pemerintah sama sekali, bagaimana pun
bentuknya
Source : Arogansi Kapitalis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar